SEKABAR.ID, Lampung Barat – Seorang petani bernama Amir, warga Pekon Tiga Jaya, Kecamatan Sekincau, Lampung Barat menjadi korban serangan hewan buas diduga harimau. Beruntung korban selamat dan mengalami luka di kepala, leher dan punggung.
Menurut keterangan warga, Juned, peristiwa itu terjadi saat Amir dibonceng anaknya sepulang dari kebun pada Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 18.00 WIB. Harimau tiba-tiba menerkam korban di tengah perjalanan.
“Persisnya kurang tahu, tapi informasinya dia mau pulang. Dia pakai motor sama anaknya, kemudian di jalan diserang harimau, langsung diterkam,” ujar Juned, Sabtu (6/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai kejadian, Amir segera dibawa anaknya ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Kondisinya berangsur membaik setelah mendapat penanganan.
Dandim 0422 Lampung Barat, Letkol Rizky Kurniawan, membenarkan peristiwa tersebut. “Benar, alhamdulillah petani itu selamat. Untuk data lainnya menyusul, mohon waktu,” katanya.
Serangan yang dialami Amir menambah daftar panjang konflik harimau dengan manusia di Lampung Barat. Sepanjang 2025, tercatat tiga warga tewas akibat terkaman harimau.
Kasus pertama terjadi Januari lalu, menimpa Zainudin (28), petani kopi di Kecamatan Batu Brak. Ia ditemukan tewas di kebun kopi dalam kawasan TNBBS dengan kondisi jasad tidak utuh.
Pada Mei, Sudarso (59), buruh asal Grobogan, Jawa Tengah, juga tewas diterkam harimau di zona rehabilitasi TNBBS, Pekon Sukadamai, Air Hitam. Tubuhnya ditemukan dalam kondisi dimangsa hewan buas itu.
Terbaru pada Juli, Misni (63), petani asal Pekon Sukabumi, Batu Brak, meregang nyawa dengan luka gigitan di tengkuk dan leher. Kasus ini mempertegas ancaman nyata keberadaan harimau di sekitar pemukiman.
Selain memakan korban jiwa, harimau beberapa kali terlihat di kebun dan sekitar desa, seperti di Kubu Perahu, Kota Besi, dan Ringin Jaya. Warga juga sering menemukan jejak kaki harimau di kebun mereka.
Hingga kini, konflik harimau dan manusia di Lampung Barat sepanjang tahun 2025 telah menelan tiga korban jiwa dan membuat masyarakat hidup dalam kekhawatiran. Warga diimbau tidak berkebun sendirian, terutama pada sore hingga malam hari. (*)